Setiap saat peluang tiap orang untuk menjauh, itu nyatanya lebih besar. Hal yang biasa saja bisa menjadi salah satu alasan yang kuat untuk tiap kepergian.
Sederhananya, seperti kisah seorang masinis kereta api. Setiap kali ia mengantarkan penumpangnya dengan selamat sampai tujuan, apa ada sanjungan bagi nya? Tidak ada pastinya. Jangan kan sanjungan, ucapan terima kasih pun mungkin tidak ia terima.
Lain hal ketika si masinis tersebut membawa penumpangnya dan mengalami kecelakaan, semua insan yang ada digerbongnya akan mengutuk dan memarahi si masinis tanpa ampun. Mencaci, dari ilustrasi sederhana tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan sederhana yaitu kebaikan sebesar apapun nyatanya nihil apresiasi tetapi keburukan sekecil apapun banjir caci maki.
Tetapi saya masih optimis, tidak 100% manusia memiliki pola pikir yang sesempit itu. Pastilah ada manusia-manusia yang berpikir bahwa kesalahan kecil yang dilakukan seseorang itu lumrah, namanya juga manusia (coba diingat lagi, arti kata manusia).
Berapapun kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh seseorang, jangan langsung membuat mu berasumsi bahwa dia tidak baik, dia tidak kompeten, dia buruk dll. Lapangkan hati serta pemikiran kita, berkaca pada diri. Saat dirimu melakukan satu ke khilafan apakah seluruh dunia mencaci? Ataukah ada yg menganggap nya hal itu lumrah?
Jika kau merasa seisi dunia mencaci maka jangan lakukan hal yang sama terhadap orang lain. Jangan dijadikan ajang balas dendam, atau pelampiasan itu tidaklah baik. Jika saat kau melakukan kesalahan namun ada orang-orang yang memakluminya, maka jadikanlah mereka sebagai motivasi untuk kau agar tidak melakukan kesalahan lagi dan tidak membuat mereka kecewa.
Semoga bermanfaat..
Sedikit sharing, mungkin ini hal yang biasa.
Namun perlu untuk di remainder ^_^
Sederhananya, seperti kisah seorang masinis kereta api. Setiap kali ia mengantarkan penumpangnya dengan selamat sampai tujuan, apa ada sanjungan bagi nya? Tidak ada pastinya. Jangan kan sanjungan, ucapan terima kasih pun mungkin tidak ia terima.
Lain hal ketika si masinis tersebut membawa penumpangnya dan mengalami kecelakaan, semua insan yang ada digerbongnya akan mengutuk dan memarahi si masinis tanpa ampun. Mencaci, dari ilustrasi sederhana tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan sederhana yaitu kebaikan sebesar apapun nyatanya nihil apresiasi tetapi keburukan sekecil apapun banjir caci maki.
Tetapi saya masih optimis, tidak 100% manusia memiliki pola pikir yang sesempit itu. Pastilah ada manusia-manusia yang berpikir bahwa kesalahan kecil yang dilakukan seseorang itu lumrah, namanya juga manusia (coba diingat lagi, arti kata manusia).
Berapapun kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh seseorang, jangan langsung membuat mu berasumsi bahwa dia tidak baik, dia tidak kompeten, dia buruk dll. Lapangkan hati serta pemikiran kita, berkaca pada diri. Saat dirimu melakukan satu ke khilafan apakah seluruh dunia mencaci? Ataukah ada yg menganggap nya hal itu lumrah?
Jika kau merasa seisi dunia mencaci maka jangan lakukan hal yang sama terhadap orang lain. Jangan dijadikan ajang balas dendam, atau pelampiasan itu tidaklah baik. Jika saat kau melakukan kesalahan namun ada orang-orang yang memakluminya, maka jadikanlah mereka sebagai motivasi untuk kau agar tidak melakukan kesalahan lagi dan tidak membuat mereka kecewa.
Semoga bermanfaat..
Sedikit sharing, mungkin ini hal yang biasa.
Namun perlu untuk di remainder ^_^
Komentar
Posting Komentar