Sepulang dari kantor yang jaraknya cukup lumayan jauh, Senja merutuk pada diri nya sendiri. Yaa akhir-akhir ini suasana kantor semakin memanas, tak kondusif banyak petinggi yang memutuskan untuk pindah. "Disana bukanlah tempatku" ujarnya kesal pada diri sendiri. Bagaimana tidak, kadang dia merasa sangat sembrono pernah berucap "sepertinya enak kerja naik kereta" tak lama dari dia berucap taraaaa.. terjadilah, dia diterima di kantor baru yang jaraknya cukup lumayan. Untuk ukuran gadis semungil dia (iya dia tak tinggi, berbadan kurus) hal itu tidaklah mudah. Berdesakan dikereta merupakan hal yang paling menghabiskan energinya. Rasanya tidak produktif, kelelahan di jalan. "Lain kali aku tidak mau berucap sembarangan" sesalnya. Sebetulnya suasana kantornya tidak seburuk yang dibayangkan, banyak hal mengasikan sebetulnya. Hanya saja kalau sedang lelah begitulah kelakuan wanita itu, mengomel dan merasa ingin segera enyah. Setelah itu kadang bisa dengan cepat membaik, kadang tidak juga. Kontrol emosi nya memang masih cukup buruk, tekanan demi tekanan yang dia terima tidak membentuknya jadi pribadi yang kokoh. Wanita, itulah kadang mentalnya tempe.
Meski begitu, kadang dia menatap langit senja di setiap hari minggu. Rasanya seperti akan berpisah dengan kekasih "aku suka minggu, sejak bekerja sejauh ini" ujarnya pada diri sendiri. Begitulah langit, memiliki ruang tersendiri baginya. Menatap sang langit merupakan salah satu nikmat yang paling menentramkan. Hamparan langit luas, langit menawan dengan segala warna nya.
Bersambung
Komentar
Posting Komentar