Shaum ke-20, sebentar lagi kita akan berpisah dengan bulan penuh rahmat.
Sebagai sekedar remainder, saling mengingatkan.. untuk meningkatkan kualitas ibadah di 10 hari terakhir.. yuk kita simak lagi, keistimewaan Malam seribu Bulan.. untuk mencarger keimanan, setidaknya kita bisa menahan diri untuk tidak melewatkan 10 hari terakhir dengan kesia-siaan.
Jika ada yang masih kurang tepat, mohon dimaafkan ya Sobat. :)
Keistimewaan Malam Seribu Bulan (Lailatul Qadar).
Tentu kita semua telah hafal akan adanya malam Lailatul Qadr dimana malam ini merupakan puncak puasa Ramadan. Hampir semua umat Islam yang paham tentang ilmu puasa mengharapkan bisa bertemu dengan malam yang mulia dan penuh berkah itu. Masjid-masjid di berbagai kota di Indonesia maupun belahan dunia dipenuhi orang-orang yang beriktikaf demi memenuhi harapan untuk bertemu Lailatul Qadr yang penuh hikmah. Malam yang diceritakan Al-quran memiliki kualitas lebih dari seribu bulan itu, kata Rasululah SAW, selalu hadir pada sepuluh hari terakhir puasa. Karena itu sejak memasuki hari ke-21 sampai menjelang Idulfitri umat Islam berlomba-lomba beriktikaf memusatkan perhatian kepadanya. Konon ada yang meyakini malam itu bakal datang pada hari-hari ganjil: 21, 23, 25, 27, dan 29. Sehingga tak jarang memunculkan keinginan mencegatnya hanya pada malam-malam ganjil itu. mengikhlaskan iktikaf karena Allah semata, sepanjang hari-hari terakhir Ramadan.
Sesungguhnya, poin penting Lailatul Qadr bukanlah pada datangnya sang malam, melainkan pada turunnya sang Jibril bersama para malaikat yang menyertainya. Jika penekanannya pada sang malam maka siapapun bisa bertemu dengannya, meskipun katakanlah ia mencegat Lailatul Qadr sambil bermain kartu. Tentu pemahamannya bukan demikian. Hanya orang yang benar-benar layak sajalah yang bakal bertemu dengan para malaikat itu. Dengan kata lain, jika ada seribu orang sedang beriktikaf bersama di suatu tempat, belum tentu semua orang itu bakal didatangi oleh Sang Jibril. Siapakah mereka yang bakal bertemu dengan malaikat pembawa wahyu itu? Adalah mereka yang jiwanya telah tersucikan oleh puasa Ramadannya selama dua puluh hari yang pertama.
Lailatul Qadr juga demikian. Ia hanya turun kepada orang-orang yang telah berpuasa dengan baik. Bukan puasa yang sekadar menahan lapar dan dahaga, melainkan puasa yang mensucikan jiwa raganya. Mulai dari pikiran dan perasaannya, penglihatan, pendengaran, dan segala ucapannya, sampai kepada seluruh tingkah laku dan perbuatannya. Kesucian jiwa yang demikian itulah yang membuat jiwanya mudah teresonansi oleh kalamullah alias firman-firman Allah yang sedang dikajinya. Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat indah, penuh ketenangan, kesejahteraan, keselamatan, kedamaian dan keberkahan. Menurut para ulama, Lailatul Qadar bisa berarti Malam Kemuliaan. Bisa juga dinamakan demikian karena pada malam tersebut turun kitab yang mulia, turun rahmat dan turun malaikat yang mulia.
ِإِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (١) “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Lailatul Qadar juga bisa berarti malam yang penuh sesak karena ketika itu banyak malaikat turun ke dunia. Pada malam inilah, banyak para malaikat yang turun ke bumi, termasuk malaikat yang paling utama yaitu Jibril -’alaihissalaam-. تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (٤ Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. Lailatul Qadar adalah malam yang agung di antara sekian malam di bulan suci Ramadhan. Tidak disebutkan kapankah malam itu terjadi.
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS Al-Qadr 97: 1-5).
Inti dari malam seribu bulan ini ialah, mari menundukkan hati kita untuk meraih Ridho Allah. Dalam hal semoga Allah mengampuni segala dosa/khilaf dan kesalahan yang kita lakukan.
"Allahumma Innaka 'afuwwun, tuhibbul 'afwa, fa' fu'anni"
(Ya Allah, engkau maha pemaaf. Engkau mencintai orang yang meminta maaf, oleh karena itu maafkanlah aku).
Sebetulnya bermuhasabah diri, mengoreksi diri.. itu tentu setiap saat pun baik. Jangan pernah lupa untuk beristigfar, karena manusia merupakan tempat salah dan dosa. Jadikanlah diri kita, diri yang selalu membutuhkan pengampunan dari Sang Khalik.
Allahualam.. semoga sedikit mengetuk pintu hati kita semua ya Sobat. :)
Sharing is caring..
Barakallah
Sebagai sekedar remainder, saling mengingatkan.. untuk meningkatkan kualitas ibadah di 10 hari terakhir.. yuk kita simak lagi, keistimewaan Malam seribu Bulan.. untuk mencarger keimanan, setidaknya kita bisa menahan diri untuk tidak melewatkan 10 hari terakhir dengan kesia-siaan.
Jika ada yang masih kurang tepat, mohon dimaafkan ya Sobat. :)
Keistimewaan Malam Seribu Bulan (Lailatul Qadar).
Tentu kita semua telah hafal akan adanya malam Lailatul Qadr dimana malam ini merupakan puncak puasa Ramadan. Hampir semua umat Islam yang paham tentang ilmu puasa mengharapkan bisa bertemu dengan malam yang mulia dan penuh berkah itu. Masjid-masjid di berbagai kota di Indonesia maupun belahan dunia dipenuhi orang-orang yang beriktikaf demi memenuhi harapan untuk bertemu Lailatul Qadr yang penuh hikmah. Malam yang diceritakan Al-quran memiliki kualitas lebih dari seribu bulan itu, kata Rasululah SAW, selalu hadir pada sepuluh hari terakhir puasa. Karena itu sejak memasuki hari ke-21 sampai menjelang Idulfitri umat Islam berlomba-lomba beriktikaf memusatkan perhatian kepadanya. Konon ada yang meyakini malam itu bakal datang pada hari-hari ganjil: 21, 23, 25, 27, dan 29. Sehingga tak jarang memunculkan keinginan mencegatnya hanya pada malam-malam ganjil itu. mengikhlaskan iktikaf karena Allah semata, sepanjang hari-hari terakhir Ramadan.
Sesungguhnya, poin penting Lailatul Qadr bukanlah pada datangnya sang malam, melainkan pada turunnya sang Jibril bersama para malaikat yang menyertainya. Jika penekanannya pada sang malam maka siapapun bisa bertemu dengannya, meskipun katakanlah ia mencegat Lailatul Qadr sambil bermain kartu. Tentu pemahamannya bukan demikian. Hanya orang yang benar-benar layak sajalah yang bakal bertemu dengan para malaikat itu. Dengan kata lain, jika ada seribu orang sedang beriktikaf bersama di suatu tempat, belum tentu semua orang itu bakal didatangi oleh Sang Jibril. Siapakah mereka yang bakal bertemu dengan malaikat pembawa wahyu itu? Adalah mereka yang jiwanya telah tersucikan oleh puasa Ramadannya selama dua puluh hari yang pertama.
Lailatul Qadr juga demikian. Ia hanya turun kepada orang-orang yang telah berpuasa dengan baik. Bukan puasa yang sekadar menahan lapar dan dahaga, melainkan puasa yang mensucikan jiwa raganya. Mulai dari pikiran dan perasaannya, penglihatan, pendengaran, dan segala ucapannya, sampai kepada seluruh tingkah laku dan perbuatannya. Kesucian jiwa yang demikian itulah yang membuat jiwanya mudah teresonansi oleh kalamullah alias firman-firman Allah yang sedang dikajinya. Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat indah, penuh ketenangan, kesejahteraan, keselamatan, kedamaian dan keberkahan. Menurut para ulama, Lailatul Qadar bisa berarti Malam Kemuliaan. Bisa juga dinamakan demikian karena pada malam tersebut turun kitab yang mulia, turun rahmat dan turun malaikat yang mulia.
ِإِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (١) “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Lailatul Qadar juga bisa berarti malam yang penuh sesak karena ketika itu banyak malaikat turun ke dunia. Pada malam inilah, banyak para malaikat yang turun ke bumi, termasuk malaikat yang paling utama yaitu Jibril -’alaihissalaam-. تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (٤ Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. Lailatul Qadar adalah malam yang agung di antara sekian malam di bulan suci Ramadhan. Tidak disebutkan kapankah malam itu terjadi.
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS Al-Qadr 97: 1-5).
Inti dari malam seribu bulan ini ialah, mari menundukkan hati kita untuk meraih Ridho Allah. Dalam hal semoga Allah mengampuni segala dosa/khilaf dan kesalahan yang kita lakukan.
"Allahumma Innaka 'afuwwun, tuhibbul 'afwa, fa' fu'anni"
(Ya Allah, engkau maha pemaaf. Engkau mencintai orang yang meminta maaf, oleh karena itu maafkanlah aku).
Sebetulnya bermuhasabah diri, mengoreksi diri.. itu tentu setiap saat pun baik. Jangan pernah lupa untuk beristigfar, karena manusia merupakan tempat salah dan dosa. Jadikanlah diri kita, diri yang selalu membutuhkan pengampunan dari Sang Khalik.
Allahualam.. semoga sedikit mengetuk pintu hati kita semua ya Sobat. :)
Sharing is caring..
Barakallah
Komentar
Posting Komentar